Syarat dan rukun shalat Idul Adha (termasuk pula Idul
Fitri) mirip dengan shalat lain, demikian pula dengan hal-hal yang
membatalkan dan pekerjaan-pekerjaan atau ucapan-ucapan yang disunnahkan. Hukum
shalat id sunnah muakkadah alias sangat dianjurkan, meskipun bukan wajib. Bagi
laki-laki maupun perempuan.
Namun demikian, tak seperti shalat lima waktu, ada beberapa
perbedaan teknis dalam shalat id. Shalat id tak didahului dengan adzan maupun
iqamah. Niat dan anjuran takbir juga berbeda. Waktunya setelah matahari terbit
hingga masuk waktu dzuhur. Untuk shalat Idul Adha, dianjurkan mengawalkan waktu
demi memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat yang hendak berkurban
selepas rangkaian shalat id.
Shalat id dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat
khutbah setelahnya. Namun, bila terlambat datang atau mengalami halangan lain,
boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah daripada tidak sama
sekali.
Berikut tata cara shalat id secara tertib sebagai mana
disarikan dari kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, salah
satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus.
Tata Cara Sholat Idul Adha
Pertama, shalat id didahului niat yang jika
dilafalkan akan berbunyi “ushallî rak‘ataini sunnata li ‘îdil adlhâ” kalau
dilaksanakan sendirian. Ditambah “imâman” kalau menjadi imam, dan “makmûman”
kalau menjadi makmum.
Ø£ُصَÙ„ِّÙŠْ سُÙ†َّØ©ً لعِÙŠْدِ اْلأَضْØَÙ‰ رَÙƒْعَتَÙŠْÙ†ِ (Ù…َØ£ْÙ…ُÙˆْÙ…ًا\Ø¥ِÙ…َامًا) Ù„ِلهِ تَعَــــــــالَÙ‰
Usholli Sunnatal Li’idil Adha Rok’ataini (Makmumal / Imamal) Lillahi Ta’ala.
“Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Kedua, takbiratul ihram sebagaimana shalat
biasa. Setelah membaca doa iftitah, takbir lagi hingga 7 (tujuh) kali
untuk rakaat pertama. Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca:
اللهُ Ø£َÙƒْبَرُ Ùƒَبِيرًا، ÙˆَالْØَÙ…ْدُ Ù„ِلهِ ÙƒَØ«ِيرًا، ÙˆَسُبْØَانَ اللهِ بُÙƒْرَØ©ً ÙˆَØ£َصِيلًا
Allohu Akbar Kabiro, Wal Hamdu Lillahi Katsiro, Wa Subhanallohi Bukrotaw Wa Ashila.
“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
Atau boleh juga membaca:
سُبْØَانَ اللهِ ÙˆَالْØَÙ…ْدُ Ù„ِلهِ Ùˆَلاَ Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِلاَّ اللهُ Ùˆَاللهُ Ø£َÙƒْبَرُ
Subhanalloh, Wal Hamdulillah, Wa Laa Ilaha Illalloh, WaAllohu Akbar.
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
Ketiga, membaca Surat al-Fatihah. Setelah
melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surat al-A'lâ. Berlanjut ke
ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi
seperti shalat biasa.
Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada
rakaat kedua, takbir lagi sebanyak 5 (lima) kali seraya mengangkat
tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya. Di antara
takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin
kedua. Usai membaca Surat al-Fatihah, pada rakaat kedua ini dianjurkan membaca
Surat al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga
salam.
Kelima, setelah salam, jamaah tak disarankan
buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah
idul adha terlebih dahulu sampai selesai. Kecuali bila shalat id ditunaikan
tidak secara berjamaah.
Pada momen Idul Adha, umat Islam dianjurkan memperbanyak
takbir. Takbiran dilaksanakan sejak bakda shubuh pada hari Arafah
(9 Dzulhijjah)
hingga selesainya hari tasyriq, yakni 11, 12, 13 Dzulhijjah. Takbiran
hari raya Idul Adha dilakukan tiap selesai shalat fadhu.
Bacaan Wirid Setelah Sholat Ied
Setelah selesai runtutan dalam sholat Ied atau setelah selesai Khutbah kedua, disunahkan membaca bacaan Tasbih.
Baca selengkapnya Bacaan Wirid setelah Sholat Ied
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Tata Cara Serta Niat Shalat Idul Adha Lengkap Arab, Latin dan Artinya, jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Dukung House-Shines.com dengan memilih salah satu metode donasi di bawah ini:
Posting Komentar